Liburan ke Lahore Sambil Menelisik Jamaah Ahmadiyah  

Sunday, February 1, 2009

Oleh: Aini Aryani

Beberapa hari yang lalu saya dan beberapa kawan mahasiswi mengunjungi kota Lahore, setelah kurang lebih tiga minggu lamanya berkutat dengan buku dan materi kuliah untuk menghadapi final term exam (UAS).

Jadilah akhirnya tanggal 25 Januari lalu kami menuju kota Lahore, salah satu kota metropolitan Pakistan yang konon lebih padat penduduknya dibanding Islamabad. Kota Lahore memang lebih ramai dan padat dibanding Islamabad, ibukota Negara. Selama 3 hari kami menyisir kota dengan kendaraan antik yang disebut dengan Reksha dan Qingqi. Satu persatu tempat wisata dikunjungi, mulai dari Lahore Museum, Badshahi Mosque, Pakistan Fort, National Park, Lahore Tower, Bagh-e-Jinnah Park, Quaid-e-Azam Library, hingga Cross-Boarder (benteng perbatasan India-Pakistan).

Suhu udara di kota Lahore berbeda dengan Islamabad yang tiap Januari lazimnya memiliki suhu rendah hingga dibawah 8 derajat celcius. Pada musim yang sama, Murree, sebuah kota yang berdampingan dengan Islamabad memiliki hawa paling dingin. Pada bulan Januari dan Februari kota Murree menjadi 'kota salju' dimana penduduk lokal maupun para pendatang asing berbondong-bondong menuju kota tersebut untuk menikmati suasana snow fall yang indah. Sedangkan kota Lahore memiliki suhu berkisar 17 hingga 18 derajat celcius, hawa yang terasa bukan layaknya hawa puncak musim dingin.

Kota Lahore terdengar tidak asing jika dikaitkan dengan Jamaah Ahmadiyah. Jamaah tersebut memiliki dua kelompok inti, yakni Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadian. Lahore adalah kota yang saat ini menjadi bagian dari Negara Pakistan dan menjadi ibukota provinsi Punjab, sedangkan Qadian adalah nama sebuah tempat di India. Kedua tempat tersebut menjadi kota penting bagi pengikut Jamaah Ahmadiyah. Bahkan dari dua tempat itulah ajaran Ahmadiyah dibawa hingga ke Indonesia, dimana pada tahun 1920-an tiga orang pemuda Sumatera Thawalib (sebuah pesantren di Sumatera Barat) mengunjungi kota Lahore dan Qadian untuk menimba ilmu di Madrasah Ahmadiyah yang kini disebut Jamiah Ahmadiyah. Tidak lama kemudian, mereka mengundang rekan-rekan pelajar di Sumatera Thawalib untuk belajar di tempat tersebut sekaligus untuk baiat masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah.

Awalnya saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai perkembangan dan tumbuhnya Jamaah Ahmadiyah di Lahore dengan mewawancarai salah satu penduduk setempat. Namun salah seorang kawan yang menjadi guide kami disana menyarankan agar saya mengurungkan niat itu, dengan alasan topik yang ingin ditanyakan terlampau sensitif. Dan jika sampai ada salah kata atau pertanyaan yang menyinggung? Hmmm…bisa nyawa taruhannya. Dan jika nyawa sudah menjadi taruhan, bom bisa ikut 'berbicara'. Akhirnya saya urungkan niat tersebut, dan sebagai gantinya saya berbincang dengan seorang mahasiswa Indonesia yang telah menimba ilmu kurang lebih 7 tahun di Pakistan dan saat ini menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Al-Maudoodi, Lahore.

Jamaah Ahmadiyah telah lama dilarang di Pakistan dan tidak diakui sebagai bagian dari golongan Islam. Parlemen Pakistan (National Assembly) telah mendeklarasikan pengikut Ahmadiyah sebagai non-muslim. Pada tahun 1974, pemerintah Pakistan merevisi konstitusinya tentang definisi Muslim, yakni "orang yang meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir". Sedangkan pengikut Ahmadiyah, khususnya Ahmadiyah Qadiani, meyakini bahwa bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid (pembaharu) dan seorang nabi. Penganut Ahmadiyah, baik Qadian maupun Lahore, dibolehkah menjalankan kepercayaannya di Pakistan, namun harus mengaku sebagai agama tersendiri di luar Islam. Namun demikian, Jamaah Ahmadiyah masih memiliki akar kuat dan pengikutnya telah menyebar di penjuru negeri ini. Konon, mantan Presiden Pakistan, Pervez Musharraf juga seorang Qadiani.

Abul A'la al-Maudoodi adalah salah satu tokoh berpengaruh yang menolak jika Jamaah tersebut menjadi golongan resmi di Pakistan. Negara Pakistan merupakan pecahan India yang merdeka pada tanggal 14 Agustus 1947. Nama Pakistan sendiri secara etimologi memiliki arti 'tanah yang suci', dimana ia didirikan dengan tujuan untuk memperoleh hak kemerdekaan dan menunaikan ritual ibadah bagi kaum muslim India, dimana sebelumnya mereka selalu mendapat resistensi dan menjadi korban diskriminasi. Berangkat dari nama 'tanah yang suci' itulah, Maudoodi tidak ingin jika Pakistan dikotori oleh ajaran-ajaran yang dipandang menyimpang dari agama Islam.[]

*tulisan diatas pernah dimuat di situs http://www.warnaislam.com/



AddThis Social Bookmark Button

Email this post


4 comments: to “ Liburan ke Lahore Sambil Menelisik Jamaah Ahmadiyah

  • PAKNEKOES.CUK
    February 1, 2009 at 5:47 PM  

    mbak aku gak kasih komen tapi pingin kenalan aja dari warga Gresik yang baru pertama lihat pulau Bawean . Salut mbak tulisan sampeyan enak renyah n mudah dibaca. Moga-moga jadi penulis wanita selanjutnya seperti De Lestari yang punya supernova. Mas Koesbhandhi saputro pengamat sosial SMPN 20 Surabaya

  • PAKNEKOES.CUK
    February 1, 2009 at 5:52 PM  

    aku tak bisa beri komen mbak hanya salam kenal aja buat mbak Ani dari warga gresik yang baru lihat pulau Bawean. Rasanya ingin kembali lihat eksotik n pesonanya.Wa tulisannya enak dibaca renyah . Moga-moga jadi seperti De lestari yang punya supernova. Mas koesbhandi saputro pengamat sosial SMPN 20 Surabaya.

  • Fiya RedApple
    February 4, 2009 at 8:26 AM  

    Salam Aini, thanx for this info sharing. There are too many names, too many associations out there, by the name of Muslims, which I have very limited knowledge on.
    Anyhow, what matter most to me are the varieties of methods and concept they hold on and have faith to.
    I'm neither commenting nor debating about any of it. But, am just looking forward to realize and learn to understand why and how it happens via Ar-Ruum: 30, 31, and 32.
    Good writing, keep it up.

  • Anonymous
    February 11, 2009 at 3:50 PM  

    Saya termasuk org yg senang & bangga ada anak muda + perempuan Bawean yang memiliki energi & kapasitas yang lebih, terutama jika itu produktif & berguna untuk orang lain, khususnya orang Bawean. Btw...dah brp lama di Pakistan.? dalam pemberitaan yg di blow-up di sejumlah media internasional, walaupun sy tdk spnhnya yakin,pakistan dikenal sbg central islam radikal. kalaupun ia, ini hy bagian by design/by order kekuatan global. India kan sekutu AS. nice to meet u. sy sgt senang kl kt jd tmn diskusi. utk byk hal, terutama soal bawean. sy jg org Bawean. email saya, the_endink@yahoo.com.. ato add sy di faceebook. tx sblmnya. Ending Syarifuddin

 

Design by Amanda @ Blogger Buster