Iftikhar Chaudhry dan Pudarnya Geliat Pervez Musharraf  

Saturday, April 11, 2009

Oleh: Aini Aryani

Kurang lebih 3 minggu lamanya Iftikhar Muhammad Chaudhry kembali aktif menjalankan tugas sebagai ketua Mahkamah Agung (chief justice of Supreme Court) Pakistan, setelah tahun 2007 lalu ia dipecat oleh Presiden Pervez Musharraf.

Kamis lalu (2 April), ketika kami mahasiswi Syariah dan Hukum semester akhir di International Islamic University Islamabad (IIUI) mendapat undangan kehormatan dari Mahkamah Agung, penulis menyaksikan sendiri proses persidangan yang dipimpin langsung oleh Chaudhry dan dua hakim lainnya. Sayang sekali penulis tidak diperkenankan untuk mengambil gambar ketika proses sidang tengah berlangsung.

Sidang yang dipimpin oleh Chaudhry tersebut berkenaan dengan hilangnya seorang gadis yang diduga tewas, namun tubuhnya belum ditemukan. Sebelum kasus tersebut diangkat ke pengadilan, si tertuduh diserang oleh keluarga korban hingga terjadi baku hantam, bahkan ada yang menggunakan senjata api.

Tidak seperti kasus-kasus lain, kasus tersebut mencakup 3 masalah sekaligus yang saling berhubungan. Para saksipun cukup banyak, ada belasan saksi dari pihak penuntut yang dihadirkan ke dalam ruang sidang. Tampak pula seorang korban wanita yang memegang tongkat karena kehilangan salah satu kakinya akibat peluru yang salah sasaran melukai kakinya cukup parah, hingga harus diamputasi.

Sidang tersebut menggunakan dua bahasa, yakni Inggeris dan Urdhu sekaligus, dimulai sejak pukul 09.30 hingga 13.00 dan belum menghasilkan keputusan final, namun masih akan berlanjut di sidang-sidang berikutnya (Res Subjudice).

Chaudhry Muncul Kembali

Iftikhar Muhammad Chaudhry memulai karirnya sebagai hakim sejak tahun 1977. Ketika rezim Pervez Musharraf berkuasa, Chaudhry terpilih menjadi ketua Mahkamah Agung Pakistan. Hingga pada saat situasi politik Pakistan labil, Chaudhry dipecat oleh Presiden Musharraf pada tanggal 3 November 2007 secara non-konstitusional.

Menurut konstitusi Pakistan, wewenang untuk memecat hakim ada di tangan Supreme Judicial council, bukan di tangan presiden. Ketika masa jabatan kepresidenanya sudah diujung tanduk, Pervez Musharraf memecat 60 hakim temasuk Iftikhar Chaudhry yang saat itu menjabat ketua MA. Unjuk rasa terjadi diberbagai tempat, seperti unjuk rasa yang dilakukan oleh sekelompok pengacara yang dipimpin oleh Ihtizaz Ihsan tahun 2007 lalu. Namun sayang, Chaudhry dan 60 hakim tersebut tetap belum bisa dipulihkan, Musharraf memiliki dalih bahwa saat itu Negara Pakistan sedang dalam keadaan ‘state of emergency’ dimana presiden dapat mengambil kebijakan apapun.

Barangkali Musharraf cemas ketika MA merespon petisi yang berisi tuntutan agar Musharraf mundur dari pencalonan dirinya sebagai calon presiden di periode selanjutnya. Pasalnya, saat itu Musharraf masih menjabat sebagai seorang Jenderal, dan konstitusi Pakistan mendiskualifikasi kandidat presiden yang masih menjabat sebagai pegawai publik.

Tahun 2008 lalu Musharraf terpilih menjadi presiden kembali, yang akhirnya mengundurkan diri beberapa bulan kemudian setelah 2 partai besar Pakistan berkoalisi untuk melengserkannya dari kursi presiden. Dua partai tersebut adalah Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) yang dipimpin Nawaz Sharif dan Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpin suami mendiang Benazir Bhutto, Asif Ali Zardari.

Rupanya Musharraf memang harus berbesar hati, ketika ia harus melepaskan dua seragam Jenderal dan Presiden sekaligus, lawan-lawan politiknya di masa lalu pun kini kembali ke permukaan untuk mengambil alih tahta kekuasannya di Pakistan. Mulai dari Asif Ali Zardari yang naik singgasana ke kursi presiden, Nawaz Sharif yang berkutat di Parlemen setelah dikudeta Musharraf tahun 1993 lalu, hingga Iftikhar Muhammad Chaudhry yang kembali memangku jabatan ketua Mahkamah Agung.

Tak hanya itu, sepertinya partai Liga Muslim Pakistan-Quaid Azam (PML-Q) yang dipimpim Musharraf tak sehebat sebelumnya. Jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan Pakistan dijabat oleh tokoh-tokoh partai oposisi. Seperti ketua Parlemen Fehmida Mirza dan Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani yang keduanya merupakan tokoh PPP.

Menjadi ‘sobat’ George Bush tak berarti menjadikan seorang Pervez Musharraf selalu berjaya di Pakistan. Ia harus sadar bahwa lawan-lawan politiknya terlalu kuat, disamping kharismanya yang terlanjur pudar di mata rakyat Pakistan. Hanya saja, meski sang Presiden Pervez Musharraf yang konon otoriter telah lengser, namun stabilitas politik dan ekonomi Pakistan belum sepenuhnya pulih. Pemimpin-pemimpin baru Pakistan memiliki sederet 'PR' yang harus ditunaikan segera. []



AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Taliban Pakistan Ancam Islamabad Target Selanjutnya  

Warnaislam.com- Pemerintah Pakistan mengetatkan keamanan di Islamabad setelah Taliban mengancam bahwa kekerasan selanjutnya akan terjadi di ibu kota negara.

Nematullah Kundi, seorang petugas kepolisian mengatakan bahwa pemerintah Pakistan makin mengetatkan keamanan terutama di zona merah yang meliputi dalam dan sekitar Diplomatic Enclave dan gedung parlemen.

Di daerah Diplomatic Enclave terdapat banyak kantor-kantor asing dan kedutaan milik beberapa negara, termasuk Kedutaan Besar RI.

Ia juga menambahkan bahwa kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terpusat di daerah barat laut Pakistan dimana angkatan militer tengah memerangi pejuang Taliban, dan tidak menutup kemungkinan Islamabad akan menjadi kota target selanjutnya.

Beberapa pejuang Taliban Pakistan telah bergerak dari lembah Swatt menuju Buner, sebuah tempat yang terletak di barat laut Islamabad.

Israr Bacha, seorang petugas kepolisian mengatakan bahwa sekitar 20 angkutan yang membawa Taliban telah memasuki Buner pada hari senin lalu dan mulai bergerak sekitar pasar dan jalanan.

"Mujahidin kian hari menjadi semakin kuat….dan jika mereka (pasukan Amerika) tetap melanjutkan penyerangan terhadap kami, maka pasukan kami akan sampai di Islamabad." tegas Mullah Bazeer Ahmed, seorang komandan Taliban Pakistan, seperti yang dilansir al-Jazeera jumat petang.

Komandan Taliban Pakistan mengatakan bahwa kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini merupakan tindakan balas dendam atas serangan-serangan yang dimotori Amerika, dan Taliban mengancam kekerasan tersebut akan bertambah sampai serangan terhadap mereka berhenti.

Imtiyaz Gul, seorang pengamat politik mengatakan bahwa setiap saat selalu ada ancaman yang datang baik dari pemimpin Taliban Pakistan, Baitullah Mahsud, ataupun dari para koleganya. Oleh karena itu pemerintah mengetatkan keamanan di ibukota Islamabad.

Menurut Gul, Pakistan dan Amerika telah gagal dalam memerangi terorisme, dan itulah tujuan al-Qaeda dan Taliban. Langkah pemerintah dalam merespon ancaman keamanan tersebut bisa diinterpretasikan sebagai sebuah keberhasilan bagi Taliban.[aini-pakistan]


sumber: http://www.warnaislam.com/berita/dunia/2009/4/10/82860/Taliban_Pakistan_Ancam_Islamabad_Target_Selanjutnya.htm



AddThis Social Bookmark Button

Email this post


PKS dan Partai Demokrat Unggul di Islamabad, Pakistan.  

Thursday, April 9, 2009

warnaislam.com- PKS dan Partai Demokrat mendapat suara terbanyak di Islamabad, yang disusul Golkar dan PPP. Pemungutan suara di TPS Islamabad hari ini bertempat di Aula Budaya Nusantara KBRI dimulai pada pukul 08.30 hingga 14.30 dan berjalan dengan aman dan damai.

Berikut hasil liputan yang dilaporkan Aini Aryani, koresponden Warna Islam di Islamabad.

Ada 351 warga negara Indonesia yang masuk dalam daftar pemilih yang dibagi menjadi dua bagian, 174 orang terdaftar sebagai pemilih di TPS Islamabad hari ini, dan 177 lainnya mengirimkan suara mereka via pos. Hal tersebut dikarenakan tersebarnya WNI di kota-kota yang berbeda.

Selain 351 orang tersebut, ada beberapa WNI lain yang berdomisili di Karachi yang masuk dalam daftar pemilih di PPLN Karachi. TPS tersedia di dua kota besar, Islamabad dan Karachi.

Dari 174 orang, hanya 148 orang yang mendatangi TPS di KBRI Islamabad hari ini. Hasil pemungutan suara yang diadakan di TPS Islamabad hari ini:
PKS 67 suara, Partai Demokrat 36 suara, Golkar 7 suara, PPP 7 suara, PAN 5 suara, PKB 4 suara, HANURA 4 suara, PKNU 2 suara, PBB 2 suara, Partai Patriot 1 suara, PPI 1 suara, Partai Pelopor 1 suara, PKDI 1 suara, PMB 1 suara, dan PKPI 1 suara.

Bagi mereka yang memberikan suara via pos, PPLN Islamabad mengambil sistem 'pick and drop' dimana pegawai yang ditunjuk panitia mengantarkan kertas suara ke kediaman para calon pemilih sejak satu minggu yang lalu.

Jika calon pemilih memberikan suaranya saat itu, maka pada hari itu juga si pegawai mengantarkan kembali kertas suara tersebut ke kantor PPLN Islamabad. Sedangkan bagi mereka yang belum memberikan suara, maka dikirim via pos dengan batas waktu pengembalian selambat-lambatnya 19 April.

"Hingga saat ini sudah 83 kertas suara yang sampai ke meja panitia. Kami menjadwalkan akan mengadakan penghitungan suara dari mereka yang memberikan suaranya via pos pada tanggal 14 April nanti, tapi seandainya sisa suara masih belum sampai maka akan kami adakan 10 hari setelah hari ini." Papar Niam Sutaman, anggota PPLN Islamabad.[]


sumber:
http://www.warnaislam.com/berita/negeri/2009/4/9/80100/PKS_dan_Partai_Demokrat_Unggul_Islamabad_Pakistan..htm






AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Presiden Nigeria Tawarkan Amnesti Bagi Pemberontak di Delta  

Friday, April 3, 2009


Warnaislam.com- Presiden Negeria menyatakan siap untuk memberikan amnesti kepada angkatan bersenjata di delta Nigeria yang kaya dengan minyak, bagi mereka yang bersedia menurunkan senjatanya.

Penyerangan terhadap perlengkapan dan tempat-tempat minyak, juga penyanderaan atas staf mereka telah mengakibatkan berkurangnya penghasilan minyak Nigeria sebanyak 25% selama 3 tahun terakhir.

“Kami akan memberikan amnesti kepada mereka yang siap untuk menurunkan senjatanya. Termasuk merehabilitasi dan menyatukan mereka kedalam sistem,” ujar Umaru YarAdua saat pertemuan para pemimpin Partai Demokratis Rakyat (PDP) di Abuja Kamis lalu.

Beberapa pasukan bersenjata, seperti Gerakan Emansipasi Delta Niger (Mend) menyatakan bahwa mereka sedang berjuang untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari sumber-sumber penghasil minyak. Namun, YarAdua mengatakan bahwa administrasinya telah menyediakan ‘biaya penuh’ untuk daerah tersebut.

Penolakan Para Pemberontak

Mend, yang juga menuntut demilitarisasi atas Delta, layanan-layanan umum, pembebasan para aktifis yang dipenjara dan kompensasi atas polusi minyak, telah membatalkan tawaran dari YarAdua.

“Mend tidak akan menurunkan senjatanya hanya semata dikarenakan pernyataan dari YarAdua,” tegasnya dalam sebuah email yang dikirim kepada agen berita Reuters.

“Itu hanya akan menjadi pertimbangan dalam rencana kerjasama perdamaian yang baik, dibawah pengawasan sebuah mediator internasional,” lanjutnya.

YarAdua mengatakan bahwa dewan keamanan nasional –termasuk ketua staff pertahanan, menteri dalam dan luar negeri dan petugas keamanan senior lainnya- akan mengadakan pertemuan pekan depan untuk melanjutkan ‘peraturan-peraturan baru bagi perjanjian’ di delta Niger.

Meski Nigeria merupakan pengekspor minyak terbesar nomor delapan dunia, namun lebih dari 70% penduduknya hidup dengan penghasilan kurang dari $1 perhari, dan sepertiga rakyatnya hidup dibawah garis kemiskinan.

Diduga, bahwa sedikit dari rakyat Nigeria yang mengambil keuntungan dari hasil minyak bumi sejak eksplorasi dimulai pada tahun 1970-an karena pembagian keuntungan telah dikurangi oleh tindak korupsi dan menejemen yang salah. [Aini-Pakistan]



sumber: http://www.warnaislam.com/berita/list/2009/4/3/26880/Presiden_Nigeria_Tawarkan_Amnesti_Bagi_Pemberontak_Delta.htm

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Taliban Pakistan Ancam akan Serang Washington DC  

Tuesday, March 31, 2009

Warnaislam.com- Pemimpin Taliban Pakistan menuntut pertanggungjawaban atas serangan yang terjadi di Akademi Polisi di Lahore Senin kemarin. Hari ini Baitullah Mehsud menyatakan bahwa penyerangan tersebut menyebabkan sekurang-kurangnya 8 polisi tewas, dan bersumpah untuk meluncurkan penyerangan ke Washington DC.

"Kami akan segera melancarkan serangan ke Washington DC yang nantinya akan mengejutkan seluruh dunia." tegas Mehsud, seperti yang dilansir Al-Jazeerah siang tadi.

Mehsud menambahkan bahwa rencana penyerangan ke Washington DC nanti akan menjadi tindakan balas dendam atas penyerangan di Pakistan, dimana Amerika diduga menjadi dalangnya.

Dalam penyerangan Senin lalu, sekelompok orang yang menyamar sebagai petugas kepolisian menyerang akademi polisi di lokasi tak jauh dari kota Lahore, yang menyebabkan sekurang-kurangnya 20 petugas tewas dan 100 lainnya luka-luka. [aini-pakistan]

sumber: http://www.warnaislam.com/berita/dunia/2009/3/31/72060/Taliban_Pakistan_Ancam_akan_Serang_Washington_DC.htm

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Bom Meledak di Pakistan, 50 tewas 170 luka-luka  

Sunday, March 29, 2009

Warnaislam.com- Sekitar 50 orang tewas dan 170 luka-luka akibat bom yang meledak pada hari jumat kemarin, saat ritual shalat Jumat berlangsung didalam masjid Jamrud, Pakistan.


Masjid tersebut terletak di jalan utama Peshawar-Turkham, sekitar 20 km ke arah barat kota Peshawar, dan 25 km ke arah timur dari perbatasan Afghanistan, dan biasanya mengangkut penumpang yang hilir mudik antara Pakistan dan Afghanistan.

"Peristiwa tersebut terjadi karena peristiwa bom bunuh diri." tegas Tariq Hayat, seorang administrator Agen Khyber, seperti yang dilansir oleh media lokal Dawn News edisi Sabtu 28 Maret. Tariq Hayat menuduh Taliban sebagai dalang dibalik pembunuhan ini.

"Mereka (Taliban, red) ingin menyebarkan teror, dan tempat manapun yang berpotensi untuk mendapatkan korban maximal akan menjadi sasaran mereka." Paparnya lagi.

Hayat mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri tersebut melompat ke arah jamaah sholat Jumat dan meledakkan dirinya tepat ketika sholat berjamaah baru saja dimulai.

Beberapa agen media asing menaksir jumlah korban yang tewas mencapai 50 orang. Namun berdasarkan penuturan seorang saksi mata, korban yang tewas mencapai sekurang-kurangnya 70 orang, pertama akibat ledakan kuat, kedua akibat reruntuhan bangunan masjid.

"Tepat setelah imam sholat Jumat membaca lafadz 'Allahu Akbar' ledakan kuat tersebut terdengar," ujar seorang pria yang tinggal berdekatan dengan masjid Jamrud.

"Peristiwa tersebut layaknya peristiwa yang penuh dengan lumuran darah. Disekitar masjid ditemui darah dan anggota badan yang terpisah. Saya tidak pernah melihat peristiwa tragis seperti ini selama hidup saya." Tutur Arman, seorang saksi mata.

"Ketika imam melafadzkan 'Allahu Akbar' ledakan terdengar," tutur Tauseer khan, 70, dari sebuah rumah sakit di Peshawar.

"Kejadian tersebut sangat menakutkan. Saya masih belum bisa mendengar dengan baik." aku Khan, korban yang terluka di tangan dan wajahnya. Putra dan cucunya juga mengalami luka-luka.

Saat pengeboman terjadi, shalat Jumat di masjid Jamrud tersebut dihadiri oleh 250 hingga 300 jamaah yang berdiri didalam dan dihalaman masjid. Sebanyak 158 korban luka-luka dilarikan ke rumah sakit di Peshawar.

Televisi lokal Pakistan menayangkan peristiwa ketika para anggota jemaah yang ikut melaksanakan shalat Jumat ditemukan digundukan batu bata, setelah tubuh-tubuh mereka ditarik keluar dan dibawa menuju ambulan setelah dibungkus dengan kain dan ditali.

Dawn, salah satu channel Televisi lokal menayangkan kecaman Hayat terhadap pelaku bom bunuh diri tersebut. Ia mengatakan bahwa siapapun yang menyerang jamaah shalat Jumat dengan bom ke dalam sebuah masjid, bukanlah tindakan melakukan jihad. Sebaliknya, mereka itu kafir dan merupakan musuh-musuh negara Pakistan, juga musuh-musuh Islam.

Presiden Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani juga mengecam peristiwa bom bunuh diri tersebut.

Pemimpin Partai Nasional Awami (ANP) di provinsi NWFP (Nort West Frontier Pakistan), Asfabdar Wali Khan juga mengatakan bahwa para pelaku bom tersebut telah melakukan sebuah tindak yang tidak manusiawi. "Mereka yang telah melakukan penyerangan bukanlah manusia lagi, tapi binatang..." serunya geram. [aini-pakistan]

sumber: http://warnaislam.com/berita/list/2009/3/29/27960/Bom_Meledak_Pakistan_50_tewas_170_Luka-luka.htm




AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Pakistan Rayakan Hari Kembalinya Chaudhry ke Jabatan Ketua MA  

Wednesday, March 25, 2009

Warnaislam.com- Chaudhry kembali didudukkan di kursi jabatan ketua MA dalam upaya menghilangkan ketegangan akibat krisis politik Pakistan.

Iftikhar Muhammad Chaudhry dan 60 hakim lainnya dipecat oleh mantan Presiden Pervez Musharraf 3 November 2007 lalu, ketika negeri Pakistan dalam keadaan darurat dimana Musharraf ingin memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden yang sudah diujung tanduk.

Tanggal 16 Maret lalu, PM Yousaf Raza Gilani mengumumkan secara resmi mengenai pemulihan jabatan Chaudhry dan beberapa hakim lain, setelah sebelumnya serangkaian unjuk rasa terjadi di dalam negeri.

Hari ini (selasa, red), Pakistan merayakan hari kembalinya sang hakim yang disambut dengan suka cita ditengah-tengah para pengacara. "Hari ini adalah hari kemenangan bagi rakyat Pakistan," seru Aitzaz Ahsan, pemimpin unjuk rasa yang dilakukan para pengacara dalam upaya menuntut pemulihan jabatan Iftikhar Chaudhry beberapa waktu lalu.

Para pendukung Chaudhry melempar serpihan bunga-bunga ke mobil Chaudry saat memasuki halaman gedung Mahkamah Agung.

"Selamat datang, Selamat Datang…!" sambut para pengacara setiba Chaudhry di gedung Mahkamah Agung yang terletak di jantung ibu kota Islamabad.

Presiden pakistan, Asif Ali Zardari, dalam pesannya Senin lalu, mendorong golongan-golongan yang berseteru dalam politik agar mengesampingkan dahulu perbedaan-perbedaan yang menyulut perseteruan, dan mengajak seluruh kalangan untuk berpartisipasi dan bekerjasama dalam upaya rekonsiliasi nasional.

PM Yousaf Raza Gilani juga mengunjungi kediaman Nawaz Sharif, pemimpin partai oposisi yang mendukung unjuk rasa nasional menjelang 16 Maret lalu, dalam upaya menuntut pemulihan jabatan Chaudhry. [aini-pakistan]

sumber: http://www.warnaislam.com/berita/list/2009/3/25/22140/Pakistan_Rayakan_Hari_Kembalinya_Chaudhry_ke_Jabatan_Ketua_MA.htm

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Chaudhry Akan Kembali Memegang Jabatan Ketua MA Pakistan  

Thursday, March 19, 2009


Warnaislam.com- Iftikhar Muhammad Chaudhry akan dipulihkan jabatannya, sebagaimana diumumkan secara resmi oleh Perdana Menteri Pakistan, Yousaf Raza Gilani tanggal 16 Maret lalu.

Sejak Senin hingga hari ini (kamis, red) rumah Chaudhry masih ramai dengan kunjungan-kunjungan, baik dari para hakim, pejabat, maupun kalangan biasa. Bahkan, kalangan mahasiswa pun turut mengucapkan selamat secara langsung, seperti yang dilakukan oleh puluhan mahasiswi Universitas Islam Internasional Islamabad (IIUI) Rabu kemarin.

Iftikhar Chaudhry adalah ketua Mahkamah Agung yang dipecat secara non-konstitusional bersama 60 hakim lainnya dimasa pemerintahan Pervez Musharraf tahun 2007 lalu. Rentetan unjuk rasa sempat terjadi dalam upaya menuntut pemulihan jabatan beberapa hakim yang belum dipulihkan jabatan lamanya, termasuk Chaudhry.

Namun, unjuk rasa nasional menuju Islamabad yang diisukan akan terjadi Senin 16 Maret ternyata tidak terjadi mengingat pada hari itu juga PM Yousaf Raza Gilani secara resmi mengumumkan pemulihan jabatan atas Iftikhar Chaudry dan beberapa hakim lainnya. Chaudry akan kembali memegang jabatannya 21 Maret mendatang.

Serangkaian unjuk rasa tersebut didukung oleh pemimpin partai oposisi, Nawaz Sharif, mantan PM Pakistan yang pernah dikudeta oleh mantan Presiden Pervez Musharraf. Nawaz Sharif dan Asif Ali Zardari pernah bekerjasama dalam melengserkan Musharraf dari kursi kepresidenan. Namun, sengketa politik antara Sharif dan Zardari sempat terjadi. Dan tuntutan atas pemulihan jabatan para hakim diatas sepertinya akan menambah ketegangan dan perseteruan politik antara Sharif dan Presiden Zardari. [aini-pakistan]


sumber: http://www.warnaislam.com/berita/list/2009/3/19/54360/Chaudhry_Akan_Kembali_Memegang_Jabatan_Ketua_MA_Pakistan.htm

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


INSAN AGUNG (Shallallahu 'alaihi wasallam)  

Friday, February 6, 2009


Aini Aryani

Beliau Shollallahu `alaihi wasallam seorang insan agung. Nabi sepanjang zaman. Presiden negara Islam. Jenderal perang berstrategi tinggi. Ayah penyayang. Suami pengasih. Sahabat setia. Laki-laki yang memuliakan wanita. Guru dan gudang ilmu.

Sosok Teladan Ummat

Muhammad Shollallahu `alaihi wasallam adalah sosok laki-laki mulia yang tegar. Jalannya pernah berduri. Beliau dihina, dicaci dan difitnah oleh kaumnya sendiri dan penduduk Makkah karena membela ajaran suci yang dibawanya. Namun itulah pengorbanan seorang insan untuk kebaikan insan lain. Pernah pula dilukai wajahnya, juga dipatahkan giginya dalam peperangan. Namun itulah jerit perih seorang kekasih Tuhan untuk Tuhannya. Selayaknya manusia yang mengarungi sakit dan perih demi mengibarkan bendera Islam yang agung hingga selanjutnya membawa gelombang perubahan pada dunia.


Muhammad Shollallahu `alaihi wasallam juga manusia biasa, bukan malaikat. Beliau bersahabat, menikah, bekerja serta bernegara. Rosulullah berbudi dalam segenap aspek. Dari kehidupan berkeluarga, hingga kehidupan pemerintahan sebuah negara. Dari bersahabat dengan sesama, hingga merancang strategi ketentaraan. Dari mengajar putra-puterinya, mengayomi isteri, hingga menyeru kuasa dunia kepada keunggulan Islam. Dari mengamalkan etika makan-minum di rumah, hingga pelaksanaan undang-undang negara. Berkorban dalam perjuangan, hingga pengorbanan mengajak manusia kepada Tuhan.Seorang Penggembala
Di usia remaja, Rosulullah Shollallahu `alaihi wasallam mulai berusaha mencari rezeki dengan menggembalakan kambing. Beliau pernah menuturkan bahwa, “Aku dulu menggembalakan kambing penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath”.
Bagi beliau Shollallahu `alaihi wasallam, profesi sebagai seorang penggembala kambing sama sekali bukanlah pekerjaan yang hina, justru disitulah letak kebersahajaan. Tiada hal yang layak dipandang hina selama itu adalah profesi yang halal. Bahkan, sehubungan dengan usaha Rosulullah dalam menggembalakan kambing untuk tujuan mencari rezeki, terdapat tiga pelajaran berharga bagi kita sebagai ummatnya;

Pertama, berkaitan dengan penjelasan tentang bentuk kehidupan yang diridhai oleh Allah untuk para hamba-Nya yang shalih di dunia. Sangatlah mudah bagi Allah untuk mempersiapkan Nabi Shollallahu `alaihi wasallam sejak awal kehidupannya, segala sarana kehidupan dan kemewahan yang dapat mencukupi, sehingga tidak perlu lagi memeras keringat menggembalakan kambing. Tetapi, hikmah Ilahi menghendaki agar kita mengetahui bahwa harta terbaik adalah harta yang diperolehnya dari usaha sendiri.

Kedua, para aktivis da'wah (da'wah apa saja), da'wahnya tidak akan dihargai orang manakala mereka menjadikan da'wah sebagai sumber rezekinya, atau hidup dari mengharapkan pemberian dan sedekah orang. Karena itu, para aktivis da'wah Islam merupakan orang yang paling patut untuk mencari ma'isyah (nafkah)-nya melalui usaha sendiri atau sumber yang mulia yang tidak mengandung unsur minta-minta, agar mereka tidak 'berhutang budi' kepada seorang dan yang menghalanginya dari menyatakan kebenaran di hadapan investor budi.

Ketiga, selera tinggi dan perasaan halus yang dengan kedua sifat ini Allah memperindah kepribadian Nabi-Nya selama ini. Pamannyalah (Abu Thalib) yang mengasuh dengan penuh kasih sayang sebagai seorang bapak bagi beliau. Tetapi begitu merasakan kemampuan untuk bekerja, Rosulullah segera berusaha sekuat tenaga untuk meringankan sebagian beban pamannya. Barangkali hasil yang diperolehnya dari hasil pekerjaan yang dipilihkan Allah tersebut tidak begitu banyak dan penting bagi pamannya, tetapi ia merupakan akhlak yang mengungkapkan rasa syukur, kecerdasan watak dan kebaikan perilaku.

Dalam sebuh riwayat lain dikisahkan bahwa Muhammad Shollallahu `alaihi wasallam bertutur tentang pengalaman dirinya:
“Aku tidak pernah menginginkan sesuatu yang biasa mereka lakukan di masa jahiliyah kecuali dua kali. Itu pun kemudian dicegah oleh Allah. Setelah itu aku tidak pernah menginginkannya sampai Allah memuliakan aku dengan risalah. Aku pernah berkata kepada seorang teman yang mengembala bersamaku di Makkah, 'Tolong awasi kambingku, karena aku akan memasuki kota Makkah untuk begadang sebagaimana para pemuda.` Kawan tersebut menjawab,'Lakukanlah.` Lalu aku keluar.
Ketika aku sampai pada rumah pertama di Makkah, aku mendengar nyanyian, lalu aku berkata,'Apa ini?' Mereka berkata,'Pesta.' Lalu aku duduk mendengarkannya. Tetapi kemudian Allah menutup telingaku, lalu aku tertidur dan tidak terbangunkan kecuali oleh panas matahari. Kemudian aku kembali kepada temanku, lalu ia bertanya kepadaku, dan aku pun mengabarkannya. Kemudian pada malam yang lain aku katakan kepadanya sebagaimana malam pertama. Maka aku pun masuk ke Makkah, lalu mengalami kejadian sebagaimana malam terdahulu. Setelah itu aku tidak pernah lagi menginginkan keburukan.
Demikianlah Allah Ta`ala dalam menjaga pribadi Nabi-Nya yang suatu saat akan mengemban amanah besar bernama tablighu ar-risalah yang diberikanNya. Beliau juga memiliki kehalusan budi pekerti yang luar biasa.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengisahkan tentang pribadi Rosulullah Shollallahu `alaihi wasallam;

عن انس رضى الله عنه قال: خدمت النبي صلى الله عليه وسلم عشر سنين والله ما قال لي اف قط .... (رواه مسلم)

Artinya:
Dari Anas Rodhiallahu `anhu berkata; Aku mengabdikan diri pada Rosulullah Shollallahu `alaihi wasallam selama sepuluh tahun. Demi Allah, (selama itu) beliau tidak pernah sekalipun berkata “Ah” kepadaku.

Subhanallah. Padahal, entah disengaja atau tidak, ketika mendapati sesuatu yang tidak mengenakkan (baca: menjengkelkan) atau melihat hal terjadi tanpa diinginkan, tak jarang dari lisan kita keluar kata “ah” atau “huh” atau yang serupa dengannya, sebagai ekspresi dari kejengkelan atau ketidaksesuaian dengan keinginan hati. Namun, selama masa pengabdiannya yang tidak bisa dibilang singkat itu, Anas Rodhiyallahu `anhu tak pernah sekalipun mendapati kata-kata serupa itu keluar dari lisan Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam. Sungguh merupakan pribadi yang teramat mempesona. Lalu, masih adakah celah bagi kita untuk tidak mencintai Nabiyullah Shollallahu `alaihi wasallam?

*tulisan ini pernah dimuat di buletin Ahwal (buletin IKPM Putri cabang Pakistan) edisi Maulid Nabi SAW. 1427 H


AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Liburan ke Lahore Sambil Menelisik Jamaah Ahmadiyah  

Sunday, February 1, 2009

Oleh: Aini Aryani

Beberapa hari yang lalu saya dan beberapa kawan mahasiswi mengunjungi kota Lahore, setelah kurang lebih tiga minggu lamanya berkutat dengan buku dan materi kuliah untuk menghadapi final term exam (UAS).

Jadilah akhirnya tanggal 25 Januari lalu kami menuju kota Lahore, salah satu kota metropolitan Pakistan yang konon lebih padat penduduknya dibanding Islamabad. Kota Lahore memang lebih ramai dan padat dibanding Islamabad, ibukota Negara. Selama 3 hari kami menyisir kota dengan kendaraan antik yang disebut dengan Reksha dan Qingqi. Satu persatu tempat wisata dikunjungi, mulai dari Lahore Museum, Badshahi Mosque, Pakistan Fort, National Park, Lahore Tower, Bagh-e-Jinnah Park, Quaid-e-Azam Library, hingga Cross-Boarder (benteng perbatasan India-Pakistan).

Suhu udara di kota Lahore berbeda dengan Islamabad yang tiap Januari lazimnya memiliki suhu rendah hingga dibawah 8 derajat celcius. Pada musim yang sama, Murree, sebuah kota yang berdampingan dengan Islamabad memiliki hawa paling dingin. Pada bulan Januari dan Februari kota Murree menjadi 'kota salju' dimana penduduk lokal maupun para pendatang asing berbondong-bondong menuju kota tersebut untuk menikmati suasana snow fall yang indah. Sedangkan kota Lahore memiliki suhu berkisar 17 hingga 18 derajat celcius, hawa yang terasa bukan layaknya hawa puncak musim dingin.

Kota Lahore terdengar tidak asing jika dikaitkan dengan Jamaah Ahmadiyah. Jamaah tersebut memiliki dua kelompok inti, yakni Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadian. Lahore adalah kota yang saat ini menjadi bagian dari Negara Pakistan dan menjadi ibukota provinsi Punjab, sedangkan Qadian adalah nama sebuah tempat di India. Kedua tempat tersebut menjadi kota penting bagi pengikut Jamaah Ahmadiyah. Bahkan dari dua tempat itulah ajaran Ahmadiyah dibawa hingga ke Indonesia, dimana pada tahun 1920-an tiga orang pemuda Sumatera Thawalib (sebuah pesantren di Sumatera Barat) mengunjungi kota Lahore dan Qadian untuk menimba ilmu di Madrasah Ahmadiyah yang kini disebut Jamiah Ahmadiyah. Tidak lama kemudian, mereka mengundang rekan-rekan pelajar di Sumatera Thawalib untuk belajar di tempat tersebut sekaligus untuk baiat masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah.

Awalnya saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai perkembangan dan tumbuhnya Jamaah Ahmadiyah di Lahore dengan mewawancarai salah satu penduduk setempat. Namun salah seorang kawan yang menjadi guide kami disana menyarankan agar saya mengurungkan niat itu, dengan alasan topik yang ingin ditanyakan terlampau sensitif. Dan jika sampai ada salah kata atau pertanyaan yang menyinggung? Hmmm…bisa nyawa taruhannya. Dan jika nyawa sudah menjadi taruhan, bom bisa ikut 'berbicara'. Akhirnya saya urungkan niat tersebut, dan sebagai gantinya saya berbincang dengan seorang mahasiswa Indonesia yang telah menimba ilmu kurang lebih 7 tahun di Pakistan dan saat ini menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Al-Maudoodi, Lahore.

Jamaah Ahmadiyah telah lama dilarang di Pakistan dan tidak diakui sebagai bagian dari golongan Islam. Parlemen Pakistan (National Assembly) telah mendeklarasikan pengikut Ahmadiyah sebagai non-muslim. Pada tahun 1974, pemerintah Pakistan merevisi konstitusinya tentang definisi Muslim, yakni "orang yang meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir". Sedangkan pengikut Ahmadiyah, khususnya Ahmadiyah Qadiani, meyakini bahwa bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid (pembaharu) dan seorang nabi. Penganut Ahmadiyah, baik Qadian maupun Lahore, dibolehkah menjalankan kepercayaannya di Pakistan, namun harus mengaku sebagai agama tersendiri di luar Islam. Namun demikian, Jamaah Ahmadiyah masih memiliki akar kuat dan pengikutnya telah menyebar di penjuru negeri ini. Konon, mantan Presiden Pakistan, Pervez Musharraf juga seorang Qadiani.

Abul A'la al-Maudoodi adalah salah satu tokoh berpengaruh yang menolak jika Jamaah tersebut menjadi golongan resmi di Pakistan. Negara Pakistan merupakan pecahan India yang merdeka pada tanggal 14 Agustus 1947. Nama Pakistan sendiri secara etimologi memiliki arti 'tanah yang suci', dimana ia didirikan dengan tujuan untuk memperoleh hak kemerdekaan dan menunaikan ritual ibadah bagi kaum muslim India, dimana sebelumnya mereka selalu mendapat resistensi dan menjadi korban diskriminasi. Berangkat dari nama 'tanah yang suci' itulah, Maudoodi tidak ingin jika Pakistan dikotori oleh ajaran-ajaran yang dipandang menyimpang dari agama Islam.[]

*tulisan diatas pernah dimuat di situs http://www.warnaislam.com/



AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Cinta Sederhana  

Friday, January 30, 2009

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti awan yang setia menebar hujan
Di penghujung kemarau
Ia tau apa yang bumi butuhkan
Meski mereka tak bertemu satu sama lain

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti mentari yang setia pada bumi
Ia tak pernah ingkar
Untuk muncul di waktu yang ia janjikan
Karena ia tau bahwa bumi membutuhkan sinarnya
Setelah melewati malam yang dingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti hawa sejuk yang memberimu udara
Meski tak terlihat oleh pandangan
Namun selalu ada untuk membuatmu tetap bertahan

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti airmata pengungkap hatimu
Yang selalu sedia dalam tawa dan tangismu
Lebih baik menangis tersedu
Dari pada menangis dalam hati
Air mata yang meleleh dapat dihapus
Sementara menangis dalam hati
Menggores luka perih menyakitkan

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti telaga bening yang menyejukkan
Yang dapat mengundangmu tuk duduk di tepinya
Merenung dalam tenang airnya
Atau membasuh wajah menghilangkan resah
Bahkan berenang di jernih airnya
Meski telaga itu berkecipak karenanya… []

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


 

Design by Amanda @ Blogger Buster